Sisa kurang dari 16 hari lagi, semenjak postingan ini di terbitkan, kita menuju tahun 2023.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tentu banyak dari pemasar digital akan mencari berbagai macam data, untuk menentukan strategi bagi bisnis, dan hal ini mencakup SEO.
Begitu banyak hal-hal yang menarik, dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku Search Engine Optimization (SEO). Hal apa saja itu? Mari Saya coba uraikan dari pendapat pribadi saya.
1. Expertise vs Experience
Ada pepatah mengatakan, Pengalaman akan membentuk seseorang, atau terbentur-terbentur-terbentuk.
Dalam konteks SEO, kita akan mengenal istilah E-A-T, Expertise, Authority, dan Trust (Trustworthly). Sebuah konsep atau penilaian terhadap konten yang memenuhi kualitas dari penilaian mesin pencari, sebagai konten yang bemanfaat bagi user.
Namun pada tanggal 15 Desember 2022, Google memperkenalkan update baru dalam jajaran update Algoritma Ranking mereka, yaitu penambahan E untuk Experience, mengikuti Expertise, Authority, dan Trustworthly.

Dalam halaman tersebut, Google menyebutkan bahwa
Konsep-konsep ini sebenarnya bukanlah hal baru. Kami juga sama sekali tidak mengabaikan prinsip dasar bahwa Penelusuran berupaya menampilkan informasi yang kredibel, terutama jika berkaitan dengan topik yang sangat mementingkan kualitas informasi.
Google Team
Terkait update E-E-A-T ini, cara mesin pencari, seperti Google, menampilkan informasi, kini tidak hanya terbatas pada siapa yang menulis. Namun apakah tulisan tersebut mampu menjawab intens dari audience yang mencari informasinya di mesin pencari.
Misal, jika saya ingin mengunjungi sebuah restoran, apakah saya bisa benar-benar mendapatkan tempat duduk jika kondisi restorannya ramai, berapa lama saya harus menunggu hingg akhirnya mendapatkan tempat duduk, atau apakah rasa yang ditawarkan memang benar-benar memuaskan sesuai dengan rating bintang yang tertera didalamnya.
Dari update tersebut, Google seolah merubah cara bermain SEO, terutama dengan berbagai brand yang mencoba “bermain-main” dengan memanfaatkan “looks-so-natural” review yang memanfaatkan beberapa penyedia jasa freelance atau influencer.
2. The Rise of AI
Semenjak November 2022, Saya memperhatikan sebuah trend yang sedang naik daun, yaitu munculnya ChatGPT dari OpenAI.

Dimana applikasi ini mampu memberikan pengalaman pengguna, layaknya bertukar pesan. Hanya saja bedanya kita bertukar pesan dengan mesin, yang diberikan kemampuan untuk berfikir layaknya manusia.
Aplikasi tersebut digadang-gadang dapat memberikan jawaban untuk tiap pertanyaan yang diketikan dalam query box
Tentu hal ini akan merubah cara bermain orang-orang dalam mengkonsumsi sebuah konten, dan terutama, bagi para SEO yang menargetkan query-query informational, seperti “Sekolah adalah”, “Panci adalah”, “Digital Marketing adalah” dan sebagainya.
Mungkin akan sampai pada masanya, aplikasi AI ini dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan konten yang lebih kaya, daripada yang dibuat oleh mereka yang bekerja sebagai penulis konten, siapa tahu?
3. Audience Akan Lebih Selektif
Dengan banyaknya bisnis yang mulai sadar pentingnya SEO dalam strategi digital marketing, menjadikan market lebih jenuh dengan informasi yang mirip, atau bisa dibilang sama persis?
Saat semua informasi tersebut memiliki kemiripan, tidak menutup kemungkinan konsumen atau audience akan lebih selektif terhadap konten yang akan mereka baca.
Disisi lain, masih banyak bisnis yang menggunakan platform website, belum paham, terkait keunikan dari brand mereka. Terutama yang berkaitan dengan unique selling point, dan apa yang mereka coba tawarkan untuk menyelesaikan masalah audience.
4. Meningkatnya minat belajar SEO
Tidak bisa dipungkiri, dengan kebutuhan industri yang terus meningkat untuk menjalankan campaign SEO dalam salah satu lini digital marketing, menjadikan talent-talen SEO yang kompeten akan meningkat pesat.
Sayangnya, kebutuhan yang tinggi ini, tidak dibarengi dengan meningkatnya sumber-sumber belajar SEO yang memadai, dan terbarukan (up to date). Beberapa komunitas yang saya masuki, masih mengulang pertanyaan yang sama, yaitu “Jika saya ingin belajar SEO, apa yang sebaiknya saya pelajari terlebih dahulu”
Disisi lain, beberapa lembaga pelatihan digital marketing seperti tidak melihat ke arah yang benar, terkait penyusunan kurikulum materi SEO. Semua diserahkan kepada para pakar, yang beberapa merupakan pelaku strategi yang tidak disukai oleh mesin pencari.
Dengan mencoba mengakali cara kerja mesin pencari, bukan bagaimana berdampingan dengan mesin pencari, untuk memberikan hasil yang relevan dengan audience.
Kesimpulan
Ke-4 point diatas menurut Saya masih sangat relevan untuk ditulis sebagai catatan penutup akhir tahun. Mungkin kedepannya akan sedikit menyimpan dari kondisi ril, siapa yang bisa menerka? Bahkan prediksi pun ada yang melenceng, atau mendekati, tidak ada yang benar-benar tepat memprediksikan masa depan industri SEO ini. Tabik