Baru-baru ini sedang ramai opini salah satu pakar yang merupakan bagian dari Lembaga Sertifikasi Profesi. Dan ini menimbulkan banyak keresahan dari berbagai praktisi SEO di Indonesia.
Izinkan Saya menggunakan catatan ini sebagai sebuah retrospeksi dari Saya Pribadi, dan berikut kutipan opini yang memicu keramaian dari para praktisi di Indonesia:
Apakah SEO Specialist Perlu Bersertifikasi?
Saya akan mulai dengan tajuk ini, kita tidak bisa pungkiri, sebuah profesi apalagi yang berkaitan dengan sebuah bidang yang memiliki spesialisasi khusus, butuh pengakuan, yang dibuktikan dengan sertifikasi keahlian.
Contoh, Ayah saya adalah seorang Welding Engineer, beliau memiliki sertifikat spesialisasi dan diakui oleh organisasi, himpunan, lembaga-lembaga hingga perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional, fokus pada kata kunci organisasi dan himpunan.
Untuk menerbitkan sebuah standar, setidaknya butuh lebih dari satu organisasi dan himpunan, untuk membuatnya bisa diakui secara global, atau setidaknya di Indonesia.
Terkait seorang SEO Spesialist, banyak dari perusahaan ingin merasakan manisnya efek dari strategi SEO, yang kemudian menyewa/merekrut SEO Specialist, namun kesulitan untuk mendapatkan seseorang yang benar-benar paham hingga mencapai tujuan bisnis menggunakan strategi SEO.
Hal ini juga yang kemudian mendasari, kenapa beban pekerjaan seorang SEO di tiap perusahaan bisa berbeda-beda. Dan diharapkan ada semacam standarisasi atau bahkan sertifikat yang mengakui akan kemampuan seseorang dengan bidang tersebut.
Pertanyaan besarnya kemudian, apakah ada standar baku untuk pekerjaan SEO hingga akhirnya disebutkan orang tersebut menjadi spesialis? Bahkan untuk menjabarkan pekerjaan SEO di tiap tahapannya saja saya menerbitkan hingga 4 artikel.
Baca Dulu : Apa sih, sebenarnya, tugas seorang SEO Specialist?
Dan hal tersebut bisa sangat berbeda dari tiap perusahaan, terkait dengan strategi yang ingin di jalankan untuk mencapai Goalsnya, fokus pada kata kunci goals.
Mengapa sulit untuk menentukan standar baku SEO?
Tentu kalian bisa dengan mudah menemukan artikel atau kursus yang menjelaskan bagaimana cara mesin pencari bekerja, yang secara langsung, itu merupakan standar baku agar website kita bisa muncul di halaman hasil pencarian, fokus kepada kata kunci muncul di halaman hasil pencarian.
Baca Dulu : Cara Kerja Mesin Pencari Seperti Google
Fakta mengejutkannya, ketika banyak praktisi bertanya tentang bagaimana sebuah situs di Ranking oleh Search Engine seperti Google, pihaknya tentu saja tidak mau memberikan informasi terkait kerahasiaan yang bisa mengganggu bisnis, fokus kepada kata kunci bisnis.
Tidak bisa dipungkiri, Mesin Pencari seperti Google merupakan Bisnis, yang memberikan pelayanan/produk dalam bentuk mesin untuk mencari informasi. Kalau mereka membeberkan bagaimana caram mesin pencari menemukan informasi tersebut, ya, akan di contek oleh kompetitor.
Di saat kompetitor mulai mendapati petunjuk bagaimana cara kerjanya, mereka melakukan perubahan, update algoritma, yang membuat hipotesa kompetitor terbantahkan.
Dari perubahan-perubahan ini saja, kita bisa pahami bersama bahwa, tidak ada standar baku.
Apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang specialist di bidang SEO?
Kita sampai di bagian akhir, dimana banyak dari kalian kemudian bertanya hal tersebut.
Menjadi seorang ahli, terutama dibidang Search Engine Optimization, tidak bisa dinilai hanya karena kemampuan Anda bisa meranking sebuah situs dalam kurun waktu 5 menit, atau memenangkan kompetisi dari ajang lokal maupun internasional, atau bahkan nama Anda mucul di halaman hasil pencarian untuk Query “Ahli SEO” atau “Pakar SEO”.
Dalam perspektif Saya pribadi, untuk menjadi seorang ahli SEO, Anda harus paham apa manfaat yang bisa didatangkan dari mesin pencari, untuk diri Anda, dan untuk bisnis yang menggunakan itu sebagai bagian dari Internet Marketing Activity-nya.
Percaya, ranking dan traffic hanya sebagian kecil dari manfaat yang bisa anda terima dari situ. Ibarat gunung es, itu baru puncak kecil yang terlihat di permukaan.
Kesimpulan
Jadi, apakah SEO perlu di standarisasi hingga di sertifikasi? Jika demikian, yang punya hak untuk melakukan standarisasi dan sertifikasi itu adalah bisnis yang memperkenalkan istilah Search Engine Optimization, yaitu Search Engine itu sendiri.
Dan yang berhak untuk memberikan gelar pakar SEO atau SEO Specialist, itu adalah perusahaan yang memperkenalkan istilah Search Engine Optimization, Search Engine itu sendiri, bukan lembaga terpisah yang tidak ada kerjasama secara sah dengan pihak yang memiliki otoritas, dan diakui oleh semua pihak, bukan hanya satu golongan. Tabik!