Entah kenapa Bandung selalu bersahabat dengan Hujan, atau mungkin hanya karena aku selalu datang saat musimnya. Tapi bagaimanapun, aku setuju jika Ridwan Kamil bilang “Bandung itu tercipta saat Tuhan sedang bahagia”.
Ini kunjunganku ke sekian kalinya menengok toko perlengkapan outdoor yang ku rintis sejak awal tahun 2013, tepat setelah pendakian ke Merapi.
Sembari memeriksa stok perlengkapan pendakian, aku bertukar pesan dengan beberapa kawan, mengabari bahwa aku sedang mampir ke Bandung sembari mengajak mereka untuk bercengkrama, walau hanya sebentar.
Dari sekian orang, Mang Reza yang merupakan admin akun twitter @PustakaTropisWanadri mengajakku untuk mengikuti sebuah acara yang diselenggarakan bersama teman-teman wanadri di Kareumbi. Sebuah kawasan konservasi yang menjadi hutan lindung dan juga tempat pelatihan bagi anggotanya.
Setelah mengiyakan untuk ikut, seminggu kemudian aku mengunjungi Wanadri Headquarter di Jalan Batik Jonas No.11, Kota Bandung, pada hari yang dijanjikan sebagai waktu pemberangkatan ke hutan kareumbi.
Aku yang tiba pertama, sedikit canggung karena pintu tempat ini masih terkunci. Tak lama, seorang lelaki dengan tubuh subur menghampiri dan bertanya tentang acara yang kiranya kami satu peserta acara yang sama.
Kami menghabiskan waktu berbincang untuk mengakrabkan diri, sembari menunggu peserta lain yang mungkin terlambat karena jalanan Bandung sedang ramai-ramainya. Karena dari waktu yang dijanjikan pukul delapan, kami semua terkumpul lengkap dua jam setelahnya.
Mobil Angkutan Umum kota Bandung mulai terjajar satu-satu di depan pustaka wanadri, kami berdoa untuk berangkat karena waktu sudah kian tenggat, berharap tidak kesorean karena hujan bisa saja datang tanpa permisi.
Kareumbi adalah sebuah kawasan konservasi milik Wanadri, letaknya di Cicalengka. Perbatasan antara 3 kabupaten, Bandung, Sumedang, dan Garut (Correct me if i am wrong ya gais).
Di hutan konservasi ini, terdapat tumbuhan heterogen khas hutan hujan, penangkaran rusa, dan tentu saja, camp ground dengan rumah kayu yang di tata dengan indah.
Dan di hutan ini, selama dua hari kedepan, kami membuat sebuah cerita yang kemudian akan menjadi awal persahabatan baru para petualangan yang rindu menikmati dinginnya hutan hujan Bandung.